Kamis, 11 Agustus 2011

Tragedi Kapal Ekspres, Pulau Mamburit dan Bangkai Penyu

Setelah sampai Arjasa, ada berita buruk....kapal ekspres esok hari tidak beroperasi karena cuaca buruk dan kondisi perairan yang tidak bersahabat. Langsung lemas badan saya mendengar berita itu, mengingat cuti saya sudah habis dan banyak tugas yang menanti saya. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari alternatif lain. Setelah bertanya ke penduduk sekitar dan petugas pelabuhan ternyata lusa ada kapal feri sumekar yang berangkat dari Kangean ke Kalianget.
Pagi harinya untuk menghilangkan suntuk karena kapal yang tidak jadi berangkat, saya memutuskan untuk jalan-jalan ke laut lagi. Tujuan perjalanan kali ini ke P Mamburet, katanya sih terumbu karangnya bagus. Dan ternyata benar, terumbu karangnya bagus dan sehat. Brain coral mendominasi di sini. Setelah puas bersnorkeling, saya mendarat di panati P Mamburet.

Sebagian besar penduduk Mamburet adalah nelayan dan ketika menepi di Mamburet, saya bertemu nelayan yang pulang dari menangkap ikan. Karena lapar dan memang sudah waktunya makan siang, saya membeli beberapa ikan cucut hasil tangkapan nelayan tersebut. Setelah dibersihkan, ikan tersebut segera dibakar dan nyam..nyam..nyam enak sekali, meskipun tanpa bumbu ikan segar jika dibakar rasanya sungguh luar biasa...MANTAP....
Setelah kenyang makan siang, saya berjalan-jalan di Mamburet, ternyata ada sekelompok nelayan yang sedang membuat kapal kayu sangat besar sekali. Dan harganya 400jt wow keren....Indonesia memang benar-benar negara yang luar biasa, selain alamnya yang indah SDM nya juga luar biasa mampu membuat kapal yang sangat besar. Kapal ini dibuat secara tradisonal, artinya kapal ini dibuat dengan menyatukan kayu-kayunya hingga membentuk kapal tanpa dibuat polanya terlebih dahulu...hebat ya nelayan Indonesia.

Di Mamburet juga ada mercu suar yang masih beroperasi. Saya sempat naik ke atas mercu suar tapi tidak sampai separo dari ketinggiannya saya sudah turun karena merasa ngeri sekali. Setelah puas bermain di pantai saya menuju perahu untuk kemudian dilanjutkan ke pantai Batu Gulok. Dalam perjalan menuju perahu saya dikejutkan dengan adanya bangkai penyu yang diambil cangkangnya dan ditinggalkan begitu saja isinya di tepi pantai. Kalau dilihat dari dagingnya yang belum busuk sepertinya itu terjadi di pagi hari. Sungguh sangat ironis binatang yang dilindungi, mati gara-gara urusan perut manusia.
penyu yang malang
Dengan perasaan yang tdak menentu gara-gara melihat bangkai penyu saya melanjutkan perjalanan menuju pantai Batu Gulok. Sambil menunggu sunset, saya sempat bersnorkeling sebentar di dekat pantai Batu Gulok. Terumbu karang di sini masih sehat beberapa nudibranchs juga terlihat di sini. Setelah puas snorkeling ternyata sunset yang saya tunggu tidak terlihat dikarenakan cuaca mendung.
 




1 komentar: